Jumat, 01 Desember 2017

Contoh Penalaran (Bahasa Indonesia)

CONTOH  PENALARAN:
Contoh 1
Komunikasi adalah penyampaian isi pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa. Tanpa bahasa manusia tidak bisa berkomunikasi. Kita memerlukan simbol untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Namun, berkomunikasi itu ternyata tidak selalu sesuai  hasilnya dengan yang kita harapkan. Tidak semua orang paham dengan maksud yang kita sampaikan kepadanya sehingga sebelum berkomunikasi sebaiknya kita mempertimbangkan terlebih dahulu konteks serta situasi mitra komunikasi kita.
Contoh 2
Hasil kajian sebuah lembaga asing menyatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan tingkat korupsi tertinggi di Asia. Berita itu menyakitkan kita. Indonesia yang dikenal sebagai  bangsa yang santun dan agamis, tercoreng tinta hitam. Kita semua tahu bahwa korupsi itu memang ada, bahkan dapat dikatakan sudah membudaya. Namun, kalau itu disampaikan orang asing apalagi disebarluaskan dengan menyandang  predikat seperti itu, hati ini rasanya sedih dan sakit sekali.
Meskipun demikian, kita berharap bahwa kita semua, terutama aparatur negara dapat menyikapi berita itu secara positif. Kritik itu merupakan masukan yang sangat berharga bagi kita. Hanya orang dungu yang membiarkan dirinya terperosok sampai dua kali ke lubang yang sama.  Kritik itu hendaknya menjadi pemacu untuk segera memperbaiki berbagai keburukan atau kelemahan kita sehingga predikat memalukan itu tidak jatuh lagi kepada kita pada masa mendatang.
Contoh 3
Rasyid adalah seorang anak muda yang suka sekali membaca buku-buku sejarah, terutama berkenaan dengan kisah orang-orang besar. Ia telah membaca buku tentang Thomas A. Edison, Winston Churchill, Mahatma Gandhi, Al Gazali, Shakespeare, K. H. Ahmad Dahlan,  Hos Cokroaminoto, Martin Luther King,  dan Soekarno. Semua buku itu bercerita bahwa kebesaran yang mereka raih tidak tiba-tiba, tetapi melalui ketekunan belajar, kerja keras, aktif bermasyarakat, dan berbagai ujian hidup yang berat yang mereka hadapi dengan tabah. Berdasarkan apa yang dibacanya, Rasyid menyimpulkan bahwa untuk menjadi orang besar dan sukses, seseorang harus rajin belajar, bekerja keras, mau bermasyarakat, dan sabar menghadapi persoalan. Pendeknya, kesuksesan hanya bisa diperoleh karena perjuangan yang gigih dan kesabaran dalam menjalaninya.
Contoh 4

Bu Imas penasaran dengan sebuah pernyataan yang tertulis pada sebuah modul mata kuliah Teori Belajar Bahasa. Di dalam modul itu dinyatakan bahwa keterampilan menyimak diperoleh anak lebih dulu daripada keterampilan berbicara. Untuk membuktikan kebenaran pernyataan itu, ia mengamati perilaku berbahasa anak-anak. Ia pun melakukan wawancara informal dengan beberapa ibu yang memiliki anak kecil. Dari penelitian kecil yang dilakukannya ia menyimpulkan bahwa keterampilan anak dalam menyimak ternyata dikuasai lebih dulu daripada keterampilan berbicara.

Cara Menyusun Karangan yang Baik dan Benar

Cara menyusun karangan seperti berikut.
1. Menentukan tema terlebih dahulu.
2. Membuat kerangka karangan.
3. Mencari dan membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan hal yang dibahas.
4. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan padu.
Sebelum menyusun karangan, kalian harus mengetahui dan memerhatikan
penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1.      Penggunaan Huruf Besar
Penggunaan huruf besar tidak pada semua kalimat. Penggunaan huruf besar telah diatur dalam EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Penggunaan huruf besar antara lain sebagai berikut :
a.       Huruf besar digunakan di awal kalimat.
Contoh: Kita harus rajin belajar agar tidak menyesal di hari kemudian
b.      Huruf besar digunakan untuk nama orang, organisasi, nama hari, bulan, judul buku ,nama kitab, dan suku.
Contoh:
-          Ayah Budi bernama Suryawinata.
-          Setiap hari Minggu, Dewi lari pagi.
-          Toni sedang membaca buku “Sains dan Teknologi”.
c.       Huruf besar digunakan untuk nama-nama geografi (pulau, kota, benua, laut, selat sungai, dan lain-lain).
Contoh: SelatMadura menghubungkan antara Madura dan Pulau Jawa. PulauBali terkenal dengan sebutan PulauDewata
d.      Huruf besar tidak digunakan untuk menulis nama jenis meskipun menggunakan nama kota, pulau, atau negara.
Contoh:
-          Sinta mendapat oleh-oleh pisang ambon dari desa.
-          Dodi sangat suka jeruk bali.
2.      Penggunaan Tanda Titik (.)
Penggunaan tanda titik (.), antara lain sebagai berikut.
a.       Tanda titik (.) digunakan di akhir kalimat.
Contoh: Wati membeli buku.
b.      Tanda titik (.) digunakan pada singkatan.
Contoh:
- Bapak Mulyadi, S.Pd. adalah guru bahasa Indonesia di sekolahku.
S.Pd. = Sarjana Pendidikan
- Rapat dimulai pukul 08.00 s.d. 10.00.
s.d. = sampai dengan
c.       Tanda titik (.) tidak digunakan untuk memisahkan angka ribuan atau kelipatan yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Dia lahir pada tahun 1995 di Madiun.
Bacalah kamus ini halaman 1440.
d.       Tanda titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
Contoh: Pukul 15.35.20 kami berangkat ke Jakarta.
e.       Tanda titik (.) tidak digunakan di belakang alamat pengirim atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
 Jalan Merak 35
5 Agustus 2007
Yth. Santi
Jalan Makam Pahlawan 25
Sidoarjo
3.      Penggunaan Tanda Koma (,)
Penggunaan tanda koma (,), antara lain sebagai berikut.
a.       Tanda koma (,) digunakan untuk perincian.
Contoh: Ibu membeli sayur, buah, dan bahan pokok.
b.      Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan tempat dan tanggal
surat. Contoh: Surakarta, 20 Mei 2007
c.       Tanda koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat.

Contoh: Karena sakit, Soni tidak pergi ke sekolah.